Flu babi disebabkan oleh Swine Influenza Virus (SIV) yang ditemukan di Meksiko telah menarik perhatian dunia, khususnya World Health Organization (WHO). Dari data terakhir yang diterima, telah ditemukan delapan kasus di Negara Bagian Texas dan California, Amerika Serikat, dan seluruhnya telah dinyatakan Flu Babi, tapi kedelapannya berhasil disembuhkan. Sedangkan di Meksiko, tercatat ada 878 kasus dengan angka kematian mencapai 60 kasus. Flu jenis baru ini telah memakan korban lebih dari 60 nyawa di Meksiko, dari 60 kematian, 20 kematian telah dikonfirmasi adalah Flu babi, sisanya, masih dalam pemeriksaan. Sekolah - sekolah diliburkan dan acara-acara publik dibatalkan gara-gara menyebarnya flu ini. Sejauh ini diperkirakan 1.000 orang telah terjangkit. Pejabat kesehatan global memang belum menyiarkan terjadinya pandemi. Meski begitu, mereka mulai meningkatkan kewaspadaan. Flu ini disebut-sebut merupakan kombinasi antara flu manusia, flu burung, dan flu babi.
Virus ini menyebar dengan sangat cepat. Sejak kasus pertama ditemukan pada Maret lalu, sudah ada temuan kasus yang menular dari manusia ke manusia.
Virus flu babi terdiri dari H1N1, H1N2, H3N1, H3N2. dan yang ditemukan di Amerika dan Mexico adalah H1N1, Flu Babi yang muncul saat ini adalah virus tipe A H1N1. Pemerintah pun menutup museum, perpustakaan, dan gedung teater di penjuru ibu kota Meksiko, Mexico City, serta sejumlah negara bagian, selama satu sehari. Departemen Kesehatan Meksiko menyatakan virus berjenis H1N1 memiliki sejumlah gejala, antara lain demam di atas 39 derajat Celsius, sakit kepala, pegal linu, dan iritasi mata. Pemerintah Meksiko saat ini mewajibkan warganya menggunakan masker penutup hidung sebagai antisipasi penyebaran virus. Sejumlah petugas diturunkan ke jalan untuk membagikan masker tersebut. Warga juga tak dianjurkan berobat ke rumah sakit karena dikhawatirkan rentan terinfeksi. Bahkan, kontak fisik seperti berjabat tangan dan mencium pipi pun dilarang. Di bandar udara setempat, penumpang datang dan pergi diberi brosur berisi peringatan Meksiko tengah dalam bahaya epidemi flu babi. Sampai saat ini belum ada vaksin yang spesifik mampu melindungi tubuh manusia dari flu tersebut.
Dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk, WHO telah melakukan pertemuan darurat agar flu babi tidak mewabah ke seantero penjuru dunia. Karena flu babi punya potensi pandemi. Pejabat kesehatan global memang belum menyiarkan terjadinya pandemi. Meski begitu, mereka mulai meningkatkan kewaspadaan. Flu ini disebut-sebut merupakan kombinasi antara flu manusia, flu burung, dan flu babi. Organisasi kesehatan PBB World Health Organization (WHO) memperingatkan flu babi yang menjangkiti Meksiko bisa menyebar ke seluruh dunia. Korban dari virus flu jenis baru ini terus bertambah. Dirjen WHO “Margaret Chan” mengatakan bahwa penyakit tersebut merupakan 'ancaman bagi kesehatan publik yang harus mendapat perhatian internasional.' Artinya, ada risiko penyakit tersebut akan menyebar lintas negara ke seluruh dunia.
Di Indonesia, flu babi belum ada laporannya telah masuk ke Indonesia dan flu ini juga belum pernah ditemukan di Indonesia. Meski demikian Indonesia harus tetap waspada.
II. TENTANG FLU BABI
Kasus kematian akibat flu babi menggemparkan dunia. Apa sebenarnya pemicu virus yang dikenal juga dengan nama Schwein Influenza Virus (SIV) tersebut?
"Pemicunya hampir mirip dengan flu burung. Berasal dari binatang yang demam, batuk dan depresi. virus ini berbeda dengan tipe flu burung. Jika flu burung bertipe H5N1, maka flu babi H1N1. H1N1 mirip dengan flu biasa yang dialami manusia. Ada tiga langkah untuk memastikan apakah seseorang terjangkit Flu Babi atau tidak, yakni VCR, instalasi virus, dan peningkatan antibodi.
Virus H1N1 penyebab Flu Babi dapat menular antar manusia.
"H5N1 tidak sama dengan H1N1, sangat berbeda. Virus ini berdekatan dengan virus flu biasa tipe A. Para ahli masih belum memahami virus H1N1 yang merupakan 'koalisi' antara flu manusia, flu babi, dan flu burung ini. Perkembangan virus ini terjadi dengan cepat. Selama beberapa tahun ini WHO memang telah memperingatkan kemungkinan munculnya virus flu baru yang berpotensi menjadi pandemi dan membunuh jutaan manusia.
Menurut US Center for Disease Control and Prevention, flu ini merupakan campuran dari flu manusia, flu babi, dan flu burung. Dari hasil pengujian diketahui virus tersebut serupa dengan flu babi jenis baru, disebut H1N1, yang berjangkit di Kalifornia dan Texas. Flu babi memang kadang-kadang menjangkiti manusia, tetapi sangat jarang menular ke sesama manusia. Virus berjenis H1N1 memiliki sejumlah gejala – gejala antara lain demam di atas 39 derajat Celsius, sakit kepala, pegal linu, dan iritasi mata.
Menurut ahli penyakit flu burung Dr Michael Osterholm dari University of Minnesota. Mungkin sudah terlambat untuk mencegah masalah ini meluas, flu burung saja dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Jika ini adalah pertanda awal dari sebuah penyakit menular, maka virus ini akan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Di Mexico City saja, ratusan ribu wisatawan datang dan pergi setiap hari. Tidak ada vaksin yang secara khusus bisa melindungi manusia terhadap flu babi ini. Belum pula diketahui berapa banyak dosis vaksin flu biasa bisa melindungi manusia dari risiko kematian.
III. UPAYA KESIAPSIAGAAN
Departemen Kesehatan (Depkes) melalui Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) ”Prof Tjandra Yoga Aditama” telah berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan dan saat ini telah bersikap waspada untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Depkes juga telah melakukan berbagai upaya-upaya antisipasi antara lain sbb :
a. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit tersebut dari berbagai sumber.
b. Mempersiapkan kemungkinan pemeriksaan laboratorium untuk flu babi.
c. Membuat surat edaran tentang Kewaspadaan Dini kepada Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia.
d. Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan mengumpulkan seluruh KKP se-Indonesia untuk meningkatkan alertness (kewaspadaan), yang kebetulan sedang kumpul di Makassar guna mengikuti simulasi pandemi flu burung di Makassar.
e. Meningkatkan kewaspadaan terhadap lalu lintas orang.
melalui penyiapan alat Thermal Scanner di tujuh pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan besar di Indonesia.
Apabila terjadi hal yang terburuk,misalnya terjadi Pandemi, seperti yang terjadi pada tahun 1968. Saat itu flu 'Hong Kong' menewaskan sekitar 1 juta orang di seluruh dunia. Pemerintah dapat berencana memberlakukan larangan masuk bagi warga kedua negara tersebut/travel ban. Larangan masuk akan diberlakukan jika sudah ada kesepakatan antar negara, termasuk menunggu hasil rekomendasi dari World Health Organization (WHO). Para ilmuwan telah lama mengkhawatirkan bahwa virus flu ini menjadi pandemi yang mematikan di seluruh dunia. Sebuah virus baru dapat berkembang secara berbeda ketika menjangkiti babi, orang, atau burung. Perkembangbiakan virus ini dapat menyebar dengan cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar