Selasa, 03 Maret 2009

Penghuni Flat PTIK ...Believe it or not (1)

Flat @ PTIK itu. Lantai 3..

Believe it or not, flat di PTIK sudah tersohor ada penghuninya. Ya pasti pada cekikikan deh. "Ya iyalah, Mam. Lhah ini penghuni-penghuninya. Mahasiswa-mahasiswa PTIK" Hehehe, ya memang sich. Ya kalian itu penghuni flat PTIK. Di PTIK ada 4 flat khusus untuk mahasiswa, staf, dosen, dan beberapa untuk yang , maaf, nggak jelas siapa mereka...

Menurut prosedur, bila staf, dosen atau mahasiswa KIK, atau siapa pun yang ingin menempati sementara kamar flat, maka harus minta ijin resmi dulu pada Dirminwa lalu setelah disetujui, maka melalui Kadenma akan turun ijin nah baru bisa stay there. Itu prosedur resminya.. Nggak resminya? Ah, entahlah. Aku juga bingung, koq, hehehe... ;) Sudah lebih dari sejak Februari 2009 surat minta ijin tinggal di flatku yang tertanda diketahui Pak Ermiady, tersangkut di meja Kadenma dengan manisnya, padahal menurut staf Denma yang kutanya, kabarnya sudah ditandatangani Dirminwa,sudah disetujui, tinggal dikirim ke saya or flat untuk penempatan resminya. Tapi sampai sekarang koq aku nggak tahu kelanjutannya, ya? hehehe

Balik ke topik, soal penghuni. Sebagai anak polisi lulusan PTIK, di mana area PTIK ini adalah my playing ground sejak aku kecil, maka aku sering sekali mendengar cerita-cerita yang "aneh", kata orang, tentang penghuni flat-flat ini.
Bukan penghuni yang kasat mata, lho. Tapi yang yang "nggak kasat mata"
Di Flat C ini misalnya, ada seorang mahasiswa 49 bercerita padaku.
2007, ketika itu Jum'at malam, di mana kebanyakan penghuni, baca: mahasiswa-mahasiswa PTIK sedang menunaikan IBL. Mahasiswa asal Medan ini tidak IBL karena "dengan apa pula' aku bayar tiketnya,Mam? Habislah gaji awak, niii 'tuk balik ke Medan. Tak bisanya aku nanti balik ke PTIK, mam" Hehehe, maklum, AKP yang penghasilannya dari gaji ;). Lurus pula dia.:) Gaji 2 juta, satu tiket one way bisa lebih dari sejuta, soo?

Malam sudah larut diatas pukul 7, ia turun untuk keluar ke blok M sebentar guna membeli kaos kaki. Pukul 9 lebih ia balik ke kamarnya. Di dekat lift ia berjumpa dengan bapak pengurus laundry.
" Lho, bapak tadi bukannya sudah masuk di kamar?" tanya si bapak.
"Ah, aku ini baru saja mau masuk kamar. Bagaimana pula Bapak bisa bilang aku tadi di kamar?"si Mahasiswa terheran sambil mengerutkan keningnya yang lebar.
"Lha iku mau, istri bapak baruuu aja keluar dari kamar," sang laundryman keukeuh.
"Jangan macam-macam kau, Pak! Aku ini sendiri di sini. Tak ada istri aku di Jakarta. Tak ada wanita di sini. Itu teman-teman aku sudah IBL semua" kata mahasiswa ini tambah sengit.
Ternyata si Bapak laundryman lebih ngotot lagi, "Iya saya tau!!! Tapi tadi istri Bapak keluar dari kamar Bapak!! Rambutnya sepunggung. Kamar bapak itu kan yang paling pojok kanan, kan? Saya tau, lho, Pak?! "
Mahasiswaku mendelik mendengarnya. Kamar-kamar sekitarnya kosong. Di lantai itu hanya dia sendirian yang tinggal. Mahasiswa-mahasiswa 49 lainnya? sudah kebanyakan IBL. Ini kan libur panjaang?? Lhah kalo begitu siapa wanita yang berambut sepunggung yang keluar dari kamarnya tapi tidak selisipan dengannya ketika keluar dari lift menuju ke kamarnya? Jangan-jangan...
Bapak laundry yang dipendeliki oleh si AKP ini rupanya juga berpikiran sama. Dengan berjengit dia mengkedikkan bahunya dan buru-buru ngacir " hiii... blaik!! Amit-amit jabang bayik!! Mosok ketemu...??"
Si AKP juga jadi mengkirik bulu kuduknya. Tapi mau kemana lagi? Dia cuma punya kamar ini satu-satunya untuk tinggal di Jakarta. So.. ya .. tidurlah dia disitu.
Besides, masak sih polisi takut hantu? hehehe...

TBC (To Be Continued) : Penghuni PTIK...Believe it or Not (2)

3 komentar:

  1. Betul, polisi diharamkan untuk takut kepada hantu apa lagi hantu yang bisa menginjakkan kakinya ke tanah, yang memaksa ia mengingkari sumpah jabatannya.

    BalasHapus
  2. itu duluuuu.. kalau sekarang hantunya yg takut nongol, soalnya lebih banyakan mahasiswa yg tinggal di flat drpd IBL.. Ga Punya Duitttt..

    BalasHapus
  3. Anonim : semoga makin banyak hantu yang tidak seperti itu, yaa:)

    BalasHapus